Sirih Petikan Sihir (Sepilihan Puisi)
Rp55.000
Perjalanan waktu ke akar Budaya Karo. Puisi Marsten secara empiris menggambarkan pandangan hidup masyarakat Karo yang dikaitkan dengan kepercayaan tentang ketuhanan dan leluhur. Keyakinan tersebut masih relevan dengan perjuangan mempertahankan tradisi Batak Karo dalam hidup sehari-hari.
Murni Surbakti-Penyanyi dan Musisi Jazz
——————
Cerita tentang Karo (etnik) adalah rangkaian kata yang dihimpun Marsten L. Tarigan menjadi mantera kepada para Nini dengan lantunan rengget yang tersusun rapi mendedahkan perjalanan Karo. Dengan cerdas, Marsten membuka selubung puisi dengan sirih; sakral dan takzim kepada khalayak. Karo dan Marsten adalah dua entitas yang tidak berada pada ruang vakum, melainkan dialektika bunyi, huruf yang dilafazkan secara bersamaan layaknya Singindungi-Sianakki. Kelak, puisi “Sirih, Petikan Sihir” adalah anagram yang membentuk wacana baru atas Karo.
Ibnu Avena Matondang-Antropolog
——————-
Puisi-puisi Marsten yang bertemakan religi masyarakat Karo di masa lampau yang disebut Pemena. Kepercayaan itu sekarang menjadi bagian dari budaya Karo, dinarasikan Marsten dengan bahasa yang menawan. Lewat puisi-puisi ini generasi Karo yang hidup pada zaman sekarang disuguhkan mosaik budaya Karo yang pada masanya pernah menjadi pandangan masyarakat Karo yang kuat, dihayati, dan dijalankan sepenuh hati. Marsten menghadirkannya kembali dengan suasana yang imajinatif dan mendalam.
Simson Ginting-Redaktur Majalah Katantaras
===============
Penulis: Marsten L Tarigan
Cetakan Pertama, Januari 2025
12,5 x 18cm, 70 halaman
ISBN 978-623-6650-54-7
Sirih Petikan Sihir (Sepilihan Puisi)
Rp55.000
Perjalanan waktu ke akar Budaya Karo. Puisi Marsten secara empiris menggambarkan pandangan hidup masyarakat Karo yang dikaitkan dengan kepercayaan tentang ketuhanan dan leluhur. Keyakinan tersebut masih relevan dengan perjuangan mempertahankan tradisi Batak Karo dalam hidup sehari-hari.
Murni Surbakti-Penyanyi dan Musisi Jazz
——————
Cerita tentang Karo (etnik) adalah rangkaian kata yang dihimpun Marsten L. Tarigan menjadi mantera kepada para Nini dengan lantunan rengget yang tersusun rapi mendedahkan perjalanan Karo. Dengan cerdas, Marsten membuka selubung puisi dengan sirih; sakral dan takzim kepada khalayak. Karo dan Marsten adalah dua entitas yang tidak berada pada ruang vakum, melainkan dialektika bunyi, huruf yang dilafazkan secara bersamaan layaknya Singindungi-Sianakki. Kelak, puisi “Sirih, Petikan Sihir” adalah anagram yang membentuk wacana baru atas Karo.
Ibnu Avena Matondang-Antropolog
——————-
Puisi-puisi Marsten yang bertemakan religi masyarakat Karo di masa lampau yang disebut Pemena. Kepercayaan itu sekarang menjadi bagian dari budaya Karo, dinarasikan Marsten dengan bahasa yang menawan. Lewat puisi-puisi ini generasi Karo yang hidup pada zaman sekarang disuguhkan mosaik budaya Karo yang pada masanya pernah menjadi pandangan masyarakat Karo yang kuat, dihayati, dan dijalankan sepenuh hati. Marsten menghadirkannya kembali dengan suasana yang imajinatif dan mendalam.
Simson Ginting-Redaktur Majalah Katantaras
===============
Penulis: Marsten L Tarigan
Cetakan Pertama, Januari 2025
12,5 x 18cm, 70 halaman
ISBN 978-623-6650-54-7