Kosmologi Stoa
Rp80.000 Rp76.000
Kenapa Kosmologi Stoa? Ada dua alasan.
Pertama, Stoa meyakini bahwa segala sesuatu telah ditentukan sejak awal hingga akhir oleh kekuatan di luar kendali kita. Pandangan deterministik ini berakar pada konsep alam semesta sebagai kosmos. Kata yang terakhir ini mengandung dimensi etika dan estetika sebagai tatanan yang baik, benar dan indah. Kosmologi (kosmos-logos) merujuk pada keteraturan dunia yang mengikuti kaidah akal budi sehingga kita mampu memahaminya. Dan sudah sejak abad ke-3 sebelum Masehi, filsafat Stoa (Zeno-Cleanthes-Chrysippos) secara khas membangun argumen sistematisnya. Katanya ada titik temu antara kita dan ananta, tinggallah bagaimana kita menempatkan diri. Dalam sukacita menemukan keindahan tegangan itu, buku ini ingin meletakkan dasarnya.
Kedua, alasan yang lebih praktis. Katakanlah gelombang pertama, pemikiran Stoa masuk ke telinga para pembaca di Indonesia melalui etika. Yang sederhana tetapi amat berguna. Ketika kita ditanya apa yang kamu ketahui dari filsafat Stoa? Pasti yang muncul adalah sekitar etikanya. Namun, itu tidak cukup! Buku ini berusaha menutup celah ketidakcukupan itu.Kita akan melihat penjelasan mengenai hal-hal yang tak terkatakan dalam gelombang pertama, misalnya teori kosmologi Stoa, kosmogoni Stoa, keselarasan dalam kerumitan, serta kehendak bebas a’la Stoa. Harapannya tulisan ini menawarkan cara pandang yang “baru”.
=============
14 x 20cm
xxii + 154 halaman
paperback
ISBN 978-623-6650-64-6
Kosmologi Stoa
Rp80.000 Rp76.000
Kenapa Kosmologi Stoa? Ada dua alasan.
Pertama, Stoa meyakini bahwa segala sesuatu telah ditentukan sejak awal hingga akhir oleh kekuatan di luar kendali kita. Pandangan deterministik ini berakar pada konsep alam semesta sebagai kosmos. Kata yang terakhir ini mengandung dimensi etika dan estetika sebagai tatanan yang baik, benar dan indah. Kosmologi (kosmos-logos) merujuk pada keteraturan dunia yang mengikuti kaidah akal budi sehingga kita mampu memahaminya. Dan sudah sejak abad ke-3 sebelum Masehi, filsafat Stoa (Zeno-Cleanthes-Chrysippos) secara khas membangun argumen sistematisnya. Katanya ada titik temu antara kita dan ananta, tinggallah bagaimana kita menempatkan diri. Dalam sukacita menemukan keindahan tegangan itu, buku ini ingin meletakkan dasarnya.
Kedua, alasan yang lebih praktis. Katakanlah gelombang pertama, pemikiran Stoa masuk ke telinga para pembaca di Indonesia melalui etika. Yang sederhana tetapi amat berguna. Ketika kita ditanya apa yang kamu ketahui dari filsafat Stoa? Pasti yang muncul adalah sekitar etikanya. Namun, itu tidak cukup! Buku ini berusaha menutup celah ketidakcukupan itu.Kita akan melihat penjelasan mengenai hal-hal yang tak terkatakan dalam gelombang pertama, misalnya teori kosmologi Stoa, kosmogoni Stoa, keselarasan dalam kerumitan, serta kehendak bebas a’la Stoa. Harapannya tulisan ini menawarkan cara pandang yang “baru”.
=============
14 x 20cm
xxii + 154 halaman
paperback
ISBN 978-623-6650-64-6