
Sumber: dokumentasi pribadi
KOLEGA Prof. Bluma, seorang tokoh rekaan yang dibuat oleh Carlos María Domínguez dalam bukunya yang berjudul La Casa de Papel atau Rumah Kertas dalam versi bahasa Indonesia, menjelaskan bahwa buku tidak hanya habis dibaca, namun juga mengandung banyak sekali wawasan yang akan terus berkembang dan dibicarakan.
Buah pikir pengarang yang dituangkan dalam sebuah buku, juga meski bertemu dengan pembacanya, supaya mendulang manfaat. Secara teoritis, buku memang dapat dipublikasikan sendiri oleh penulis. Namun, menghasilkan, mencetak, dan mempublikasikan merupakan sebuah proses panjang, serta memerlukan keahlian intelektual. Dengan demikian, seorang penulis buku juga sangat memerlukan penerbitan. Lalu, apa itu penerbitan?
Penerbitan merupakan kegiatan intelektual serta profesional dalam mempersiapkan, menyunting, menghasilkan, serta mempublikasikan karya dalam bentuk buku, kemudian memperbanyak dan menyebarluaskannya untuk kepentingan umum. Dengan kata lain, penerbitan merupakan jembatan bagi sebuah buku untuk menemui pembacanya.
Sementara itu, dalam Leksikon Grafika, penerbitan memiliki definisi orang, atau sekumpulan orang yang terhimpun dalam satu lembaga, yang berusaha memproduksi naskah sebagai barang cetakan, untuk disebarluaskan kepada khalayak.
Dengan demikian, penerbitan merupakan usaha yang bertalian dengan proses pencarian, pengerjaaan naskah, editorial, produksi, serta pemasaran naskah yang sudah tercetak. Baik secara buku cetak (secara fisik), maupun secara elektronik (eBook).
Penyebarluasan ilmu pengetahuan, membutuhkan usaha penerbitan. Dengan demikian, lembaga penerbit juga menjadi beragam. Mulai dari yang didirikan secara individu, kelompok, dalam bentuk CV, perseroan terbatas, atau yayasan. Bisa jadi, penerbitan merupakan bagian dari mata rantai yang saling kait-mengait dalam menghasilkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan.
Kedudukan Penulis dan Penerbit
Hubungan saling kait-mengait tersebut, di antaranya nampak antara penerbit dan penulis. Kedudukan penulis dan penerbit setara. Penulis memandang penerbit sebagai intermediary dari karya-karya yang memiliki gagasan untuk disampaikan kepada pembaca. Sedangkan penerbit, memandang penulis sebagai aset supaya denyut proses penerbitan tetap hidup.
Kegiatan penerbitan sendiri, secara ekternal merupakan titik pusat dari semua komponen industri buku. Penulis, percetakan, toko buku, perpustakan, menjadi kawan juga satu kesatuan pada kerja-kerja penerbitan.
Tujuan Umum Penerbitan
Carlos Brouwer, seorang blibiofil gila, sebelum memutuskan membangun sebuah pondok dari buku di ujung pantai terpencil—mengutip dari cerita karya Carlos María Domínguez dalam bukunya yang berjudul La Casa de Papel atau Rumah Kertas dalam versi bahasa Indonesia—pernah berpendapat, bahwa sebuah buku tidak akan berhenti hanya dibaca, namun juga perlu dijaga.
Pernyataan tersebut setidaknya menggambarkan tujuan umum penerbitan, sebagai usaha penjagaan ilmu pengetahuan yang semakin berkembang, sedang manusia semakin menua dan mudah lupa. Karya-karya yang diterbitkan oleh penerbit, tidak hanya disebarkan dan dipublikasikan untuk dibaca oleh pembaca, namun juga untuk dijaga wawasannya, dan tidak menutup kemungkinan untuk dikembangkannya.
Selain melakukan penyebaran dan pengembangan ilmu pengetahuan, penerbitan juga bertujuan untuk menyajikan berbagai ragam pengetahuan melalui variasi produk penerbitan yang disebarkan kepada pembaca dan masyarakat. Nah, jika kamu hendak menyebarkan ilmu atau karya yang kamu buat, yuk ikut menyebarkan lewat perbukuan, kami siap membantu! [istiqbalul fitriya-red.]