Keteguhan dan Kesabaran Menuju Kebahagiaan
Judul : Variasi Kebahagiaan & Beberapa Roman
Penulis : Ganjar Sudibyo
Penerbit : Rua Aksara
Cetakan : Pertama, 2020
Tebal : 58 halaman
ISBN : 978-623-725-805-6
Semua orang menginginkan kebahagiaan. Semua orang mencari cara untuk bisa merasakan kebahagiaan. Tapi arti kebahagiaan tak dirasakan sama oleh semua orang. Hidup dalam keterbatasan dan kesederhanaan tak menjamin bakal jauh dari rasa bahagia. Hidup bergelimang harta tak berarti pasti selalu dalam kebahagiaan.
Hidup memang tak melulu bahagia. Tapi, hidup juga tak sekadar tentang duka. Duka dan bahagia adalah hal biasa yang pasti dialami oleh setiap orang dalam menjalani kehidupan. Di buku puisi terbaru berjudul Variasi Kebahagiaan & Beberapa Roman (Rua Aksara: 2020), Ganjar Sudibyo menyuguhkan puisi-puisi tentang kebahagiaan.
Jalan menuju bahagia kadang memang tak mudah. Sering kali, orang mesti terus berjuang, menjaga harapan akan kebahagiaan dalam lelah perjalanan: “Menyusur batas pinggir kota/sebelum hari tuntas senja/kita cuma berbekal sedikit pendar cahaya/dan sedikit kekuatan bagi sepasang kaki/yang kulit jari-jarinya mulai terkelupas/oleh silih musim-musim/oleh cita-cita diri yang sublim.”
Keteguhan, kesabaran, dan ketabahan, adalah pilar-pilar utama menjalani perjalanan hidup menuju kebahagiaan. Hanya dengan teguh, sabar, dan tabah, orang akan selalu punya kekuatan dan spirit untuk terus berjuang mendaki tangga-tangga kehidupan, sekeras dan sepedih apa pun itu jalannya. “Tapi sebagian jiwamu tahan benar/teguh melepas tegar menerima/sepanjang kamu beri kesempatan/kepada jarak yang lebih beriman/daripada waktu yang kutanam”
Bahkan, sering kali sebagian orang harus dihadapkan pada kondisi yang benar-benar sulit, merasa kondisinya sudah benar-benar di ujung tanduk. Dalam kondisi tersebut, akankah kita akan tetap optimis dan menjaga harapan akan kebahagiaan? “Taruhlah kita sebagai sepasang manusia/yang terakhir hidup di planet ini/dalam ancaman gelap, dan sekapan banyak jiwa/lalu kita sungguh tak lagi bisa berjalan jauh/masihkah kita berharap bahwa kebahagiaan/dibaptis dari kelindan rasa sabar/menanti tegar cahaya pertama kembali?”
Dalam perjalanan hidup, sering kali orang dihadapkan pada kepergian demi kepergian, kehilangan demi kehilangan. Entah itu keluarga, anak, saudara, orang terkasih, sahabat dekat, teman, hingga harta benda dan barang kesayangan. Semua kepergian demi kepergian kadang mengguncang hidup kita. Dari kepergian atau kehilangan tersebut, kita belajar mengikhlaskan, melihat kesejatian bahwa segala di dunia ini tak disifati keabadian.
“Menafsir bahagia lewat keputusan-keputusan yang tak pernah mampu disangkal; kepergian demi kepergian adalah pangkal caranya meminang perjumpaan. Kepergian adalah pangkal cara ia patah jati kepada yang bernama kemapanan. Kepergian adalah cara pencariannya mempercayai pokok kebahagiaan.”
Selain berbicara tentang kebahagiaan, seperti terbaca dari judulnya, buku puisi Variasi Kebahagiaan & Beberapa Roman ini juga berbicara tantang roman atau percintaan. Puisi mengungkapkan segala kelindan rasa yang sering melingkupi percintaan: mulai dari rasa senang, harap, cemas, rindu, hingga perasaan-perasaan-perasaan kontradiktif khas percintaan dan asmara seperti takut sekaligus berani, sebal sekaligus suka, nyaman sekaligus gelisah.
“Kita tak akan lelap sebelum hari genap/udara memang makin dingin, tapi kita tak jera/bahkan membikin daftar ingin makin kentara/dan kita selalu mengulang ini”. Hal itu semacam sebuah ungkapan yang khas dalam percintaan. Ketika dua orang sedang didekap asmara, keinginan-keinginan cinta muncul dan ingin diulang-ulang. Cinta kemudian menjadi sesuatu hal yang kerap memunculkan candu: pertemuan, senyuman, pelukan, kebersamaan, perhatian, dan sebagainya.
Selain menjadi candu, cinta menumbuhkan keberanian: memompa adrenalin menikmati situasi tak pasti dan menegangkan, namun berkelindan dengan rasa senang dan penasaran. Terkadang, cinta itu menantang. “Ia bicara tentang dagangan/katanya hidup perlu pegangan/tapi betapa nikmat tegangan”.
Puisi adalah karya sastra yang bersifat imajinatif, kreatif, dan fiktif. Karena sifatnya yang imajinatif tersebut, membuat puisi bisa ditafsirkan dan diinterpretasikan beragam oleh pembaca; bergantung pemahaman, daya persepsi, maupun pendekatan yang digunakannya. Bagi saya, membaca puisi-puisi dalam buku Variasi Kebahagiaan & Beberapa Roman adalah perjalanan menelusuri berbagai sumber maupun dimensi kebahagiaan yang meliputi berbagai macam rasa: dari ketabahan, kesabaran, keteguhan, komitmen, harapan, kerinduan, dan sebagainya.
*) Peresensi meupakan penikmat fiksi, dari Pati.
Keteguhan dan Kesabaran Menuju Kebahagiaan
Judul : Variasi Kebahagiaan & Beberapa Roman
Penulis : Ganjar Sudibyo
Penerbit : Rua Aksara
Cetakan : Pertama, 2020
Tebal : 58 halaman
ISBN : 978-623-725-805-6
Semua orang menginginkan kebahagiaan. Semua orang mencari cara untuk bisa merasakan kebahagiaan. Tapi arti kebahagiaan tak dirasakan sama oleh semua orang. Hidup dalam keterbatasan dan kesederhanaan tak menjamin bakal jauh dari rasa bahagia. Hidup bergelimang harta tak berarti pasti selalu dalam kebahagiaan.
Hidup memang tak melulu bahagia. Tapi, hidup juga tak sekadar tentang duka. Duka dan bahagia adalah hal biasa yang pasti dialami oleh setiap orang dalam menjalani kehidupan. Di buku puisi terbaru berjudul Variasi Kebahagiaan & Beberapa Roman (Rua Aksara: 2020), Ganjar Sudibyo menyuguhkan puisi-puisi tentang kebahagiaan.
Jalan menuju bahagia kadang memang tak mudah. Sering kali, orang mesti terus berjuang, menjaga harapan akan kebahagiaan dalam lelah perjalanan: “Menyusur batas pinggir kota/sebelum hari tuntas senja/kita cuma berbekal sedikit pendar cahaya/dan sedikit kekuatan bagi sepasang kaki/yang kulit jari-jarinya mulai terkelupas/oleh silih musim-musim/oleh cita-cita diri yang sublim.”
Keteguhan, kesabaran, dan ketabahan, adalah pilar-pilar utama menjalani perjalanan hidup menuju kebahagiaan. Hanya dengan teguh, sabar, dan tabah, orang akan selalu punya kekuatan dan spirit untuk terus berjuang mendaki tangga-tangga kehidupan, sekeras dan sepedih apa pun itu jalannya. “Tapi sebagian jiwamu tahan benar/teguh melepas tegar menerima/sepanjang kamu beri kesempatan/kepada jarak yang lebih beriman/daripada waktu yang kutanam”
Bahkan, sering kali sebagian orang harus dihadapkan pada kondisi yang benar-benar sulit, merasa kondisinya sudah benar-benar di ujung tanduk. Dalam kondisi tersebut, akankah kita akan tetap optimis dan menjaga harapan akan kebahagiaan? “Taruhlah kita sebagai sepasang manusia/yang terakhir hidup di planet ini/dalam ancaman gelap, dan sekapan banyak jiwa/lalu kita sungguh tak lagi bisa berjalan jauh/masihkah kita berharap bahwa kebahagiaan/dibaptis dari kelindan rasa sabar/menanti tegar cahaya pertama kembali?”
Dalam perjalanan hidup, sering kali orang dihadapkan pada kepergian demi kepergian, kehilangan demi kehilangan. Entah itu keluarga, anak, saudara, orang terkasih, sahabat dekat, teman, hingga harta benda dan barang kesayangan. Semua kepergian demi kepergian kadang mengguncang hidup kita. Dari kepergian atau kehilangan tersebut, kita belajar mengikhlaskan, melihat kesejatian bahwa segala di dunia ini tak disifati keabadian.
“Menafsir bahagia lewat keputusan-keputusan yang tak pernah mampu disangkal; kepergian demi kepergian adalah pangkal caranya meminang perjumpaan. Kepergian adalah pangkal cara ia patah jati kepada yang bernama kemapanan. Kepergian adalah cara pencariannya mempercayai pokok kebahagiaan.”
Selain berbicara tentang kebahagiaan, seperti terbaca dari judulnya, buku puisi Variasi Kebahagiaan & Beberapa Roman ini juga berbicara tantang roman atau percintaan. Puisi mengungkapkan segala kelindan rasa yang sering melingkupi percintaan: mulai dari rasa senang, harap, cemas, rindu, hingga perasaan-perasaan-perasaan kontradiktif khas percintaan dan asmara seperti takut sekaligus berani, sebal sekaligus suka, nyaman sekaligus gelisah.
“Kita tak akan lelap sebelum hari genap/udara memang makin dingin, tapi kita tak jera/bahkan membikin daftar ingin makin kentara/dan kita selalu mengulang ini”. Hal itu semacam sebuah ungkapan yang khas dalam percintaan. Ketika dua orang sedang didekap asmara, keinginan-keinginan cinta muncul dan ingin diulang-ulang. Cinta kemudian menjadi sesuatu hal yang kerap memunculkan candu: pertemuan, senyuman, pelukan, kebersamaan, perhatian, dan sebagainya.
Selain menjadi candu, cinta menumbuhkan keberanian: memompa adrenalin menikmati situasi tak pasti dan menegangkan, namun berkelindan dengan rasa senang dan penasaran. Terkadang, cinta itu menantang. “Ia bicara tentang dagangan/katanya hidup perlu pegangan/tapi betapa nikmat tegangan”.
Puisi adalah karya sastra yang bersifat imajinatif, kreatif, dan fiktif. Karena sifatnya yang imajinatif tersebut, membuat puisi bisa ditafsirkan dan diinterpretasikan beragam oleh pembaca; bergantung pemahaman, daya persepsi, maupun pendekatan yang digunakannya. Bagi saya, membaca puisi-puisi dalam buku Variasi Kebahagiaan & Beberapa Roman adalah perjalanan menelusuri berbagai sumber maupun dimensi kebahagiaan yang meliputi berbagai macam rasa: dari ketabahan, kesabaran, keteguhan, komitmen, harapan, kerinduan, dan sebagainya.
*) Peresensi meupakan penikmat fiksi, dari Pati.