SEPERTI halnya perkembangan ilmu pengetahuan serta peradaban manusia, teknologi percetakan dan perkembangan digital juga mengalami perkembangan yang pesat. Jika sebelumnya, sulit rasanya untuk mencetak dan menjual buku, kini dengan kemajuan teknologi percetakan serta komputer, mudah rasanya untuk mengakses, mencetak buku, mendistribusikan serta menjual buku-buku hingga ke tangan pembaca.
Selain kita dapat menerbitkan buku secara reguler, kini ada pula sistem teknologi penerbitan Book on Demand atau Self Publishing. Pada buku yang sangat populer yang berjudul The Sef Publishing Manual; How To Write, Print and Sell Your Own Book Poyter menjelaskan, jika self publishing merupakan jalan bagi penulis-penulis yang ingin menerbitkan buku tanpa haraus merasakan penolakan. Lalu, sebenarnya apa sebenarnya Self Publishing atau Book on Demand itu?
Pengertian Sistem Penerbitan Book on Demand atau Self Publishing
Print on demand merupakan cara mencetak buku sesuai dengan kebutuhan atau permintaan. Sedangkan Self publishing secara umum, merupakan menerbitkan buku sendiri yang dilakukan sendiri oleh penulisnya, termasuk juga pada pengelolaan produksi buku hingga pemasarannya. Meskipun pada praktiknya, boleh saja apabila penulis kemudian menghendaki untuk mengalihdayakan beberapa pekerjaan –seperti editing dan desain ilustrasi—kepada penjual jasa penerbitan (publishing service). Namun, pengelolaan secara penuh, seperti menetapkan harga jual, menetapkan jumlah cetak, hingga memilih cara-cara pemasaran tetap dipegang dan diurus sendiri oleh penulis.
Dengan demikian, self publishing merupakan sistem penerbitan yang mencetak buku sesuai dengan kebutuhan dengan penulis yang bertindak tidak hanya menulis naskah, namun juga mempersiapkan naskah, mengedit tulisan, membuat ilustrasi kover, membuat tata letak buku, dan juga yang bertindak sebagai penerbitnya.
Perbedaan Sistem Penerbitan Reguler dan Book on Demand atau Self Publishing
Kita tahu, dalam menerbitkan buku memerlukan proses yang panjang disertai dengan kerja-kerja intelektual. Sebuah buku mengalami berbagai fase mulai dari manuskrip persiapan, editing, tinjuan ahli, proofreading, editing lagi, tata letak, desain, penetapan harga, percetakan, pemasaran, dan penjulan buku, hingga akhirnya sampai di tangan pembaca.
Jika kamu menggunakan sistem penerbitan secara reguler, kamu cukup mengirimkan karya yang sudah selesai dan utuh ke penerbit, lalu pihak penerbit dan timnya yang mengerjakan kesemua itu hingga selesai.
Berbeda dengan sistem penerbitan reguler, sistem penerbitan book on demand melakukan percetakan sesuai dengan permintaan. Dan bisa saja, proses mulai dari menulis naskah, editing, tata letak, desain, percetakan, penetapan harga, dan penjualan buku dilakukan sendiri oleh penulis.
Keuntungan utama self publishing adalah penulis tidak akan mengalami penolakan. Dan ya, tentu saja karena semua proses cetak buku dilakukan secara mandiri oleh penulis. Bagi sebagian penulis, self publishing merupakan cara praktis untuk menerbitkan sebuah buku, dalam waktu yang singkat, dan juga dilakukan di bawah kendali penuh penulis itu sendiri. Namun, harga sistem print on demand sedikit lebih tinggi, sebab penulis juga harus menanggung biaya penerbitan, entri data, tata letak, desain sekaligus biaya distribusi buku secara mandiri.
Bagi kamu yang memiliki naskah sudah selesai dan ingin segera diterbitkan, baik menggunakan sistem reguler maupun sistem book on demand, kami siap menjadi teman sekaligus fasilitator untuk mewujudkan impianmu menjadi penulis dengan menerbitkan buku berkualitas![istiqbalul fitriya-red.]