MENULIS adalah pekerjaan yang berat. Penulis buku peraih Man Book Prize, Eka Kurniawan, bahkan menerangkan bahwa pekerjaan penulis merupakan pekerjaan yang memiliki jam kerja 24 jam. Atau, bahkan jika waktu sehari dalam bumi 30 jam, masih sangat kurang apabila kamu ingin menjadi penulis. Sebab, menulis adalah kerja-kerja intelektual.
Bagaimana tidak, seorang penulis jika tidak sedang menulis, maka ia harus terus membaca jika tidak sedang membaca, maka ia harus berdiskusi untuk mempertajam pengetahuannya jika tidak sedang berdiskusi dan mengobrol, maka ia harus berjalan-jalan untuk mempertajam kepekaan sosial dan artistiknya.
Eits, tetapi tenang saja. Bukan berarti pekerjaan menulis itu sulit, kemudian tidak dapat dipelajari. Ada beberapa kiat dan tips bagi kamu yang ingin menulis buku, khususnya bagi pemula. Namun, hal yang wajib dan tidak dapat diganggu gugat adalah bahwa untuk menulis buku, kamu juga harus ‘selesai’ dalam kegiatan membaca. Jadi, pastikan kamu rajin membaca terlebih dahulu sebelum ingin menulis buku, ya.
Sebab menulis buku merupakan keterampilan otak untuk berpikir kreatif, lalu bagaimana cara memperoleh keterampilan tersebut? Adakah kiat-kiat untuk menulis buku? Ada! Dan berikut ini terangkum dalam lima jurus menulis buku.
1. Pemilihan Ide dan Konsep
Kiat pertama untuk kamu dalam menulis buku adalah kamu harus dapat memilih ide atau konsep yang paling dekat dengan kehidupan sehari-harimu. Bisa mulai dari apa yang kamu sukai, atau apa pun yang ingin kamu pelajari.
Kamu juga dapat menulis buku sesuai dengan keahlian dan pengalamanmu. Kenapa demikian? Sebab supaya penulis tahu betul apa yang ingin ia tulis dan terbitkan dalam bentuk buku. Dengan menuliskan sesuatu hal yang dekat dengan kehidupannya, maka akan makin mudah dalam menyampaikan tujuan dan maksud baik. Dan tentunya dapat bermanfaat bagi khalayak masyarakat secara umum.
2. Buat Kerangka
Setelah kamu sudah selesai dalam memilih ide dan konsep untuk buku yang ingin kamu tulis, selanjutnya adalah menyiapkan outline atau kerangka isi buku. Ini memang bersiap opsional. Namun, ini bertujuan untuk memetakan apa saja yang akan ditulis dalam buku supaya tidak melebar ke mana-mana.
Ketika penulis mengalami writer’s block, atau kebuntuan dan macet dalam menulis, kerangka tulisan dapat membantu mengingat kembali apa yang semestinya ditulis. Dengan adanya kerangka tulisan, penulis diharapkan mampu sistematis dalam menulis buku. Dan tentu saja kerangka hanya bersifat kerangka, sangat boleh apabila penulis dalam proses menulis melakukan berbagai macam improvisasi dalam proses kreatifnya.
3. Kembangkan Kerangka dengan Riset dan Membaca
Setelah ide atau konsep sudah ditentukan, kerangka tulisan juga sudah dibuat, maka penulis dapat mengembangkan kerangka tulisan dengan riset dan membaca. Mengapa demikian? Sebab buku yang berkualitas adalah buku yang memiliki isi dan juga pesan yang baik untuk disampaikan kepada pembaca dan dapat diterima oleh pembaca. Oleh sebab itu, penulis harus melengkapi materi kerangka dengan cara melakukan membaca, riset dan juga pengamatan atau, bahkan penelitian.
Seperti yang sudah disampaikan di awal bahwa membaca adalah modal awal yang tidak dapat ditawar untuk menjadi seorang penulis. Maka, berbanyak bacaan untuk memperkaya materi tulisanmu dalam mengembangkan kerangka.
4. Mulailah dengan Awal yang Menarik dan Tulislah!
Setelah kamu sudah banyak membaca, selanjutnya, awali tulisanmu dengan menarik. Awal menarik bukan dengan banyaknya diksi atau metafora-metafora yang sulit dan rumit dipahami bagi pembaca, tetapi awalilah dengan hal-hal menarik dengan “bagaimana kamu menyampaikan” supaya pembaca juga betah dan ingin membaca tulisanmu hingga akhir.
Ayu Utami dalam “Notes Kreatif” menjelaskan setidaknya dalam menulis buku memuat hal-hal berikut (tidak harus semuanya sekaligus); mengenai topik tertentu (tema, fokus dan sudut pandang), memiliki alur (struktur, alur, plot), penting bagi pembaca (universal, publik, objektif) serta menarik bagi pembaca (biasanya partikular, privat, subjektif).
Setelah kamu sudah memulainya, maka tulislah! Cukup tuliskan dan curahkan apa yang dipikiranmu. Dan ingat, bedakan antara menulis dan mengedit. Tulis dahulu hingga tuntas, baru kamu dapat mengeditnya jika sudah selesai menulis.
5. Baca Kembali Tulisanmu dan Terbitkan di Penerbit
Selanjutnya adalah membaca dan memeriksa kembali tulisanmu sebelum mengirimkannya ke penerbit. Ingat, self editing cukup penting untuk menambah, bahkan mengurangi tulisanmu dalam proses kreatif supaya hasilnya dapat maksimal.
Menurut Ayu Utami, dalam memeriksanya kembali tulisanmu, setidaknya ada beberapa kata kunci, yaitu suspense, deskripsi, data, dan proporsi. Suspense merupakan ketegangan yang dapat diatur lewat teka-teki, misteri, drama, komedi dan lain sebagainya. Sedangkan deskripsi adalah modal untuk membangun suspense. Data merupakan hal untuk meyakinkan pembaca. Jika tidak akurat, perlu adanya alasan yang diketahui penulis dan proporsi adalah hal yang berkaitan dengan apakah antarbagian cukup seimbang?
Setelah kamu sudah mengeceknya, kamu dapat mengirimkan tulisanmu ke penerbit untuk segera diterbitkan menjadi sebuah buku dan didistribusikan supaya dapat bertemu dengan para pembaca.
Demikian lima jurus menulis buku. Selain harus rajin membaca, kamu juga harus mulai belajar mengenai tata bahasa supaya tidak adanya tipo atau salah tik saat menulis. Bagi kamu yang tertarik untuk menulis buku, kami punya penawaran eksklusif dan siap menjadi fasilitator untuk calon bukumu. [istiqbalul fitriya-red.]